BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 12 Juli 2012

23. Alexander Hare dan Selir-Selirnya di Pulau-Pulau Kelapa (4)

Februari 1827. “Borneo”, sebuah kapal layar bertiang tiga, berbobot sekitar empat ratus ton tiba dekat pulau Horsburgh. Kapal itu dibuat di Banjarmasin ketika Hare masih residen komisioner di sana. “Borneo” salah satu dari armada perdagangan Hare sendiri yang pernah dia miliki.

Horsborough Island Suatu peninggalan PD II di pulau Horsburgh masa kini

Koloni Inggris di Kepulauan Kokos 

Kapten kapal itu John Clunies Ross, seorang pelaut asal Skotlandia dan dari keluarga yang baik. Dia seorang kepala keluarga yang baik, seorang Kristen yang taat, dan bahkan terpelajar. Pemerintah Hindia Belanda yang mengenalnya menjulukinya “pelaut yang [pembawaannya] terbuka dan komplit”. Ross pernah menjadi kapten “Borneo” di Hindia Belanda dan seorang “pengawas” ketika Hare menjadi residen komisioner di Borneo.

“Borneo” akhirnya berlabuh di pulau Direction. Geladaknya sesak dengan barang-barang. Penumpangnya mencakup seluruh keluarganya, mertuanya yang saleh, seorang ibu guru anak-anak, seorang koki asal Portugal, dua orang tukang dari Jawa, lima anak lelaki yang masih sekolah, dan sepuluh lelaki muda asal Inggris. Kesepuluh lelaki muda itu terdiri dari tukang kayu, pembuat kapal, dan pembuat senjata.

Hare tahu Ross ke Kokos untuk tinggal di sana. Ross benar-benar ingin mendirikan suatu jajahan sejati Inggris di pulau-pulau itu.

Hadirnya John Clunies Ross dan Alexander Hare dengan kepentingan yang berbeda-beda akan menghasilkan dua penguasa yang berbeda pula di Kokos. Ross ingin mendirikan suatu koloni Inggris di pulau-pulau itu. Hare, sebaliknya, ingin dibiarkan tinggal bersama keempat belas budak wanitanya tanpa diganggu di Kokos.Kemudian, Ross berencana membujuk kapal-kapal asing sebanyak-banyaknya agar singgah di pulau-pulau lain. Hare, sebaliknya, ingin ketenangan sebanyak-banyaknya dan menghindari setiap kunjungan orang asing. Pengunjung pulau-pulau Kokos tahun 1828, setahun sesudah Ross tiba, mengatakan kedua penguasa itu tidak mau berurusan satu dengan yang lain.

Nama John Clunies Ross akan terikat pada kepulauan Kokos selama lebih dari seratus tahun. Keturunannya akan tinggal dan memiliki kekuasaan atas nama Kerajaan Inggris sampai dengan abad ke-20.

Golf Club Jalan Clunies-Ross dan penjelasan tentang John Clunies Ross sebagai pemukim permanen pertama di Kepulauan Kokos 1827

John Clunies Ross lahir di Skotlandia 1786, putera seorang guru sekolah dasar desa. Sesudah menjadi seorang pelaut dengan berbagai pengalaman di Hindia Belanda, dia berjumpa dengan Alexander Hare di Batavia 1812. Pada tahun itu, Raffles menunjuk Hare menjadi residen komisioner di Banjarmasin. Ross diminta Hare menolongnya menjalankan pemerintahan Inggris di Banjarmasin, suatu permintaan yang dijalankannya dengan baik.

1820. Ross kembali ke Inggris, menikah, lalu berlayar untuk Perusahaan Dagang Hare di London. Perusahaan itu dimiliki dan dikelola saudara-saudara Alexander Hare.

3 September 1827. “Borneo” kembali ke Inggris tanpa John Clunies Ross sebagai kaptennya. Sejak tanggal itu, Kokos dihuni dua orang penguasa. Ross dan rombongannya tinggal di pulau Selatan; pulau itu luas dan cocok sebagai suatu tempat tinggal yang permanen. Pulau itu tidak berpenghuni. Panjangnya sepuluh kilometer dan punya dua sumber air tawar.

Ketenangan yang Makin Terusik

Sebelum kembali ke Inggris, “Borneo” dengan Ross sebagai kaptennya berlayar ke Batavia untuk berbelanja barang-barang yang  dibutuhkan di pulau Selatan. Sementara itu, gangguan pertama terhadap ketenangan di pemukiman Hare terjadi. Kesepuluh lelaki muda asal Inggris itu yang berbulan-bulan lamanya tinggal di kapal “Borneo” selama pelayarannya dari Inggris ke Kokos lewat Afrika Selatan menjelajahi pulau tempat Hare dan rombongannya tinggal untuk mencari tahu apakah ada juga wanita-wanita muda di sana. Mereka akhirnya menemukan seorang lelaki eksentrik asal Inggris yang tinggal bersama selusinan wanita yang cantik. Mereka mencoba berhubungan dengan wanita-wanita itu. Budak-budak wanita itu tampak tidak menolak pendekatan lelaki muda itu. Selir-selir itu melihat Hare sebagai seorang penguasa kejam atas tubuh dan jiwanya, suatu sikap yang tidak mereka sukai tapi yang tidak bisa mereka elakkan karena mereka tanpa daya. Tapi mereka terkadang tampak paling siap melakukan petualangan dengan anggota-anggota komunitas Ross, seperti para pemuda tadi. Petualangan cinta mereka akan membuyarkan keinginan Hare akan ketenangan bersama selir-selirnya.

Segera sesudah kedatangan Ross dan rombongannya, Hare menghentikan perjalanan plesiran bersama budak-budak wanitanya ke pulau-pulau terpencil. Ini dia lakukan karena sebelumnya perahu mayang yang dia pakai untuk plesiran bersama selir-selirnya dibuntuti sebuah sekoci berisi lelaki muda asal Inggris; ada yang memakai teropong laut untuk mengamati dari jauh apa yang Hare lakukan dengan budak-budak wanitanya di pasir putih suatu pulau terpencil.

Mukina Dipecut

Salah seorang pemuda itu dipergok Hare di bawah sebatang pohon kelapa. Dia berhasil mengintip wanita-wanita Hare yang pergi ke kamar kecil.

Hare mencoba menakut-nakuti lelaki itu dengan tembakan pistol berkali-kali ke udara. Tapi itu tidak banyak manfaatnya.

Kejadian itu menggemparkan budak-budak wanita itu. Timbul pergesekan di antara mereka. Mukina, budak wanita dari suku Bugis, ketahuan absen dari tempat tinggalnya selama satu hari.

Ketika kembali, dia mendapat hukuman dari Tuan Besar. Dia dipecut—dengan memakai cambuk yang dibuat dari kemaluan sapi jantan yang dikeringkan—sebanyak lima puluh kali.Darah mengalir di punggung Mukina sementara dia menangis minta ampun.

Peresmian dan Rencana Pembangunan Koloni

4 November 1827. John Clunies Ross dan komunitasnya mengadakan upacara peresmian kepulauan Kokos sebagai suatu koloni Inggris. Seperti yang sudah dijelaskan, Alexander Hare lebih suka kepulauan itu digabungkan pada Hindia Belanda. Yang penting baginya, semakin sedikit kapal yang singgah di pulau-pulau itu semakin baik baginya untuk melanjutkan—tanpa gangguan dari luar—plesiran dengan budak-budak wanitanya.

Tapi keinginannya makin sulit untuk dilaksanakan. Kokos makin dikunjungi kapal-kapal dan orang-orang. Termasuk mereka yang mengunjungi pulau Direction, tempat Hare dan selir-selirnya tinggal.

Sementara itu, hubungan antara Hare dan Ross makin buruk. Mereka hampir tidak berbicara antara mereka berdua. Yang masih saling berbicara adalah para pengawas kedua penguasa asal Inggris itu.

Dalam suasana hubungan seperti itu, Ross ingin melaksanakan rencana besarnya dengan pulau-pulau Kokos: membangunnya menjadi suatu koloni yang sejati dari Kerajaan Inggris. Makin banyak karyawan dibutuhkan untuk melaksanakan rencananya. Setiap kapal yang tiba dari Batavia membawa buruh-buruh lepas; mereka tertarik oleh imbalan yang besar untuk melakukan pekerjaan ilegal di Kokos.

Mengapa pekerjaan mereka dinilai ilegal? Orang luar Hindia Belanda dilarang memakai tenaga kerja di kawasan Hindi Belanda. Tapi di Batavia abad sebelumnya, peraturan seperti itu—dan banyak peraturan lainnya—diabaikan.

Mukina Lenyap

Buruh-buruh pribumi dari Hindia Belanda itu menambah keresahan khususnya bagi Hare di pulau-pulau itu. Seorang lelaki berusia muda dan bekerja sebagai tukang untuk Ross dan berasal dari Madura, bernama Min si Jahat, terus berusaha mendekati salah satu selir yang paling dicintai Hare. Dialah Marona dari Tanah Basuto.

Dengan sebilah parang yang tajam yang diselipkan di sisi dalam sabuk yang dilingkari di perutnya, dia menyelinap malam-malam keliling rumah tempat Hare dan selir-selirnya tinggal. Kehadiran orang asing itu tidak disukai Hare. Dia menyadari bahwa selama tidak ada kewibawaan yang terpusat di Kokos, pintu ke arah tindak pidana terbuka lebar.

Suatu kabar mengejutkan sampai di telinga Hare. Mukina, budak perempuan dari suku Bugis itu, lenyap serentak dengan berlabuhnya sebuah kapal Inggris dekat pulau Direction.

Hare menduga Mukina yang sudah diberi lima puluh pecutan itu bersembunyi sebagai seorang penumpang gelap di kapal Inggris itu. Segera sesudah itu, kapal itu meninggalkan Kokos menuju Singapura.

Hare harus berusaha sekarang menjaga kedua belas budak wanitanya. Apakah mereka akan tetap bersama dia atau melarikan diri juga? (Bersambung)

0 komentar: